Minggu, 14 Oktober 2018

Puisiku (Sepenggal Dilema Malam)


Sepenggal dilema malam
Diana Jayantiwi

Malam ini pun mata menolak terlelap,
Radio tua di sudut itu Pun berkisah mantap
Adapun Dalang di baliknya Ialah sang dalang
Ketukan khas itu, membuyarkan senyap
Pandawa lima dan kurawa lagi agaknya

Malam ini mata kembali menolak terlelap,
Dan lagi-lagi otak ini merayu merajuk
Dan lagi-lagi hati pun mengikuti jejak otak
Membujukku untuk berlarut dalam sembilu
Yang Tujuh tahun Berlalu pun, Aku kurang waktu

Persis sesaat lalu, mata ini menolak terlelap,
Bisakah kita permudah saja?
Aku Sakit.Dengan segala Beban batinku tergunjang 
Setiap melawan rasa takut,Ragaku bergetar
Relungku bak dihujani pukulan lalu memar
CUKUP!
Aku bosan berlarut-larut dalam masalalu semrawut
Meski proses melawan batas tetap ciut
Meski melaluinya pun mata ini kerap basah
Meski dendam ini pun belum pudar sempurna,

Setidaknya hati ini harus kuat
Hei jiwaku,bukankah Kita sudah kebal dihujat?
Hei jiwaku,saatnya kita bangkit!
Bagian buruk dari proses ini mungkin adalah G A G A L
Tapi bagian Paling buruknya Ialah tidak Pernah 
M E N C O B A.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisiku ( Berjalan Sendiri )

BERJALAN SENDIRI Oleh :  Diana Jayantiwi Senyum mentari menyapa sepagi ini Kala itu rayuan ranjang mampu tertolak telak...